Syawal, Bulan Peningkatan Ibadah dan Momentum Saling Maaf Memaafkan

( Pasca Ramadhan Part 2)
Hal kedua yang dianjurkan para ulama sholeh adalah bahwa  bulan Syawal ini merupakan bulan pembuktian. Bulan Syawal ini merupakan barometer bagi kita untuk menilai apakah ibadah yang sudah kita lakukan , apakah Ramadhan yang sudah kita lewati selama ini berhasil  kita lewati dan diterima Allah SWT. (Baca juga : Pasca Ramadhan Part1)

Syawal kalau kita terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, arti Syawal itu adalah peningkatan, maknanya bulan inilah waktunya untuk kita meningkatkan segala macam rangkaian amal ibadah yang sudah kita lakukan selama bulan suci Ramahdan, paling tidak kita bisa konsisten, kita bisa istiqomah menjaga apa-apa yang sudah kita lakukan selama bulan suci Ramadhan. Kita tahu bahwa  bulan suci Ramhadhan itu bukan hanya kita berpuasa menahan diri dari rasa haus dan lapar, tetapi bulan suci Ramadhan juga identik dengan bulan  tarbiyah, bulan pendidikan, banyak pelajaran yang kita dapat selama bulan Ramadhan, dan itu harus kita jaga.
Ramadhan bulan pendidikan
Ramadham bulan tarbiyah, bulan pendidikan.

Pelajaran pertama adalah Ramadhan memberikan pendidikan kepada kita agar meningkatkan tauhidiyah kita , keiimanan kita kepada Allah SWT, karena yang dipanggil untuk  melaksanakan puasa di bulan suci Ramadhan itu adalah hanya  orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Pendidikan iman yang ada di bulan suci Ramadhan  begitu luar biasa, bayangkan, jangankan minum, jangankan makan, tidak ada siapapun yang melihat kita, setetes airpun kita tidak mau memasukkannya  kedalam kerongkongan kita sekalipun tidak ada orang yang melihat kita. Kenapa bisa demikian? Karena kita  percaya bahwa Allah itu ada. Kita percaya bahwa Allah itu melihat kita. Begitu dahsyatnya Ramadhan mendidik keimanan kita agar senantiasa  menghadirkan Allah di dalam hidup kita, disaat apapun kondisi dan keadaannya.

Disamping itu Ramadhan juga merupakan pendidikan 'ubudiyah kita, meningkatkan amal ibadah kita, siang hari kita berpuasa, malam hari kita melakukan  sholat tarawih, lalu di sela-sela itu kita membaca Al-Qur’an, infaq dan shodaqoh. Dan itu yang harus kita jaga ketika  Ramadhan telah berlalu. 

Begitu pula pendidikan ahklaqiah, betapa luar biasanya pendidikan Ramadhan terhadap ahlaq kita. Allah SWT bahkan tidak akan menerima ibadah puasa kita sekalipun kita meninggalkan makan dan minum kalau kita tidak mampu menjaga lisan kita dari perkataan yang kotor, mencaci, mengupat, mencela dan  memfitnah, begitu juga perbuatan  kita. Begitulah bagaimana Ramadhan mendidik ahlaq kita agar betul-betul menjadi paribadi yang muslim, yaitu pribadi-pribadi dimana  orang lain tidak pernah tersakiti oleh kata-katanya, tidak pernah terzolimi oleh perbuatannya. Itulah yang harus kita jaga selama Ramadhan ini telah berlalu meninggalkan kita.

Yang ketiga, Syawal tentunya adalah bulan memonetum dimana kita  dianjurkan untuk saling maaf memaafkan  antara satu sama yang lain. Sekalipun memang momentum untuk saling memaafkan itu tidak hanya harus kita lakukan di bulan Syawal, tetapi bulan ini adalah bulan yang sangat baik untuk kita saling memaafkan. Karena Allah SWT sudah mengingatkan, Allah tidak akan mengampuni dosa yang  terjadi antara sesama kita, sebelum antar sesama kita itu saling memaafkan. Sebanyak apapun istighfar  kita kepada Allah SWT, kalau dosa  itu terkait antar sesama manusia , sampai kiamatpun  tidak pernah diampuni oleh Allah SWT. Itulah pentingnya  kita saling memaafkan di dalam momentum  bulan Syawal ini.
memberi maaf lebih mulia
Memaafkan jauh lebih mulia daripada meminta maaf

Meminta maaf itu tidak ada yang istimewa karena memang sudah menjadi kewajiban  orang yang bersalah kepada orang lain untuk bisa meminta maaf, namun yang istimewa itu adalah memberi maaf. Memang memberi maaf kepada orang lain itu gampang-gampang susah, apalagi kita merasa orang lain bersalah begitu besar kepada kita, kadangkala sangat sulit lisan kita untuk mengikhlaskan  atau memberi  maaf kepada  orang lain, namun perlu kita ketahui berkaitan dengan maaf memaafkan ini, Al-Qur’an hanya menekankan kita untuk senantiasa  memberi maaf, kalau kita baca  Al-Qur’an, kita tidak akan menemukan perintah agar kita meminta maaf, yang kita temukan hanyalah Al-Qur’an memerintahkan kita agar memaafkan orang lain, hal ini bisa kita lihat di dalam Surat Al A’raf ayat  199:
“Jadilah engkau orang yang pemaaf dan senantiasalah menganjurkan yang makruf dan jauhilah dari orang-orang yang bodoh”
Disini Allah memerintahkan kita agar menjadi pribadi yang pemaaf. Kemudian tentang  maaf memaafkan ini kita temukan juga dalam surat Al Hijr ayat 85, bahkan Allah SWT memerintahkan  ketika kita memaafkan orang lain, untuk memaafkan  dengan cara yang terbaik:
“.......maka maafkanlah (mereka) dengan cara  sebaik-baik mungkin”

Kemudian di dalam surat An Nur ayat 22 bahkan Allah menyindir kita, bagi orang yang tidak mau memaafkan tetapi dia senantiasa memohon ampun dan beristighfar kepada Allah SWT, disitu Allah sindir :
“.....hendaklah  mereka memberi maaf dan berlapang dada, bukankah kalian itu mau Allah mengampuni kalian. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ”.
Artinya apa?Allah SWT menyindir orang-orang  yang tidak mau memaafkan orang lain sementara dia mau diampuni dosanya  oleh Allah SWT. Maka dengan demikian kalau kita mau diampuni  dosa kita oleh Allah SWT, maka tentu kita juga harus mau memaafkan orang lain.

Terakhir Allah memuji  bagi siapa-siapa yang mampu menjadi pribadi yang pemaaf, wal afina aninnas  Orang-orang yang mampu memaafkan kesalahan orang lain, itu diantara ciri-ciri  orang yang bertakwa yang dijanjikan oleh Allah surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Mari di momentum bulan Syawal ini kita  berusaha untuk saling maaf memaafkan , maka mulialah pribadi sudah lebih dahulu memaafkan orang lain, di dalam hatinya sudah mengikhlaskan sekalipun orang itu tidak pernah meminta maaf kepadanya. Itulah ciri orang yang bertakwa, ciri orang yang mulia, orang yang akan dimasukkan dalam surga Allah, memaafkan sebelum orang yang bersalah kepadanya meminta maaf.
Semoga bermanfaat

( Ditulis berdasarkan isi khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustad Syahidin, Lc.MA.Hum)


12 komentar

  1. Alhamdulillah sudah mengerjakan 6 puasa syawal, moga lebih lagi ibadah yang akan dikerjakan..

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah,,wah kak Aaang gesit,,se gesit hari-hari di bulan Syawal yg bentar lagi juga akan beranjak. Aamiin semoga ibadah kita meningkat.

    BalasHapus
  3. saya belum beres nih puasa syawal. ini baru lanjut lagi

    BalasHapus
  4. Ngomong-ngomong soal syawal, saya beberapa hari lagi nuh belum lengkap puasa syawalnya. hihi

    BalasHapus
  5. Memaafkan ini emang PR banget ya bang. Butuh hati yang besar, ikhlas baru bisa memaafkan dengan sebenarnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya berat memang, wajar saja kalo Tuhan menjanjikan surga bagi orang yang memaafkan sebelum dimintai maaf.

      Hapus
  6. Meminta maaf mudah, terkadang memberi maaf itu yg tidak mudah. Tapi ya harus belajar untuk memaafkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, semoga kita terbiasa untuk menjadi pribadi yang pemaaf, aamiin.

      Hapus
  7. Syawal bulannya untuk kembali fitrah.
    Kembali kepada kesucian, saling memaafkan antara sesama manusia..

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga kita tergolong orang yang mampu memaafkan, karena memaafkan memang bukan perkara gampang, tetapi paedahnya warbiasak,,,

      Hapus

Terima kasih mau menuliskan komentar disini